|
Foto: Sepanya Tebai, AMP/Korlap/ Dok. Prib/ |
Singkat Tentang Sepanya Tebai dan Waktu Terakhirnya
Sepanya Tebai lahir di Dogimani, Kab. Dogiai, 12 September 1991. Sepanya Tebai adalah aktifis pejuang Papua, anggota Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), anggota Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire, Paniai, Dogiai, dan Deiyai (IPMANAPANDODE) Yogyakarta, dan sedang kuliah di Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY), Jurusan Akuntansi, angkatan Tahun 2010/2011.
Seperti biasannya, tiap tahun di Bulan September ada sebuah program yang dilakukan keluarga besar IPMANAPANDODE Yogyakarta, yaitu; Malam Keakraban (MAKRAB).
Tahun 2012/2013, tepat pada tanggal 01 – 02 September adalah hari jatuh temponya kegiatan Makrab.
Sebagai anggota IPMANAPANDODE Yogyakarta, Sepanya tergerak untuk membantu proses pencarian dana. Buktinya, Sepanya pernah jadi wasit pada permainan Voly dan Sepak Takro di lapangan Miliran, belakang Asrama Mahasiswa Papua.
Karakter seorang sepanya yang berani dan ramah selalu dikenang kawan-kawan seperjuangan di AMP, kawan-kawan IPMANAPANDODE Yogyakarta, dan bahkan orang-orang yang mengenalinya.
Amoye Yogi, anggota AMP dan anggota IPMANAPANDODE Yogyakarta mengatakan, “Adik Sepanya ni aktif di Gereja, sopan, suka tegur dengan sapaan khasnya ‘nauwaii,’ ” dikutip penulis, Jumat (05/10), Pukul 01:12 WIB, saat ngopi di Jl. Balirejo, Yogyakarta.
Sabtu, tanggal 01 September, pagi jelang siang, adalah waktu di mana mulainya kegiatan Makrab. Panitia, Pemateri, Senioritas, Pendeta, anggota IPMANAPANDODE Yogyakarta, Peserta, dan Simpatisan, bersiap-siap di Asrama Papua, Jl. Kesuma Negara, No. 119, Yogyakarta. Dan tiba di tempat pelaksanaan, siang.
Pada hari pertama, berlangsung sesuai seting – an.
Di hari minggu, tanggal 02 September, merupakan hari terakhir Makrab.
Tanggal 02 September, Pukul 06:20-an, merupakan waktu terakhirnya Sepanya Tebai bersama kawan – kawan yang mengikuti Makrab. Dan Pukul 07:30-an adalah waktu terakhir Sepanya di Dunia, menurut surat kepolisian.
Kronologis Kejadian
Kronologis kejadian ini ada dua versi. Versi Kepolisian Negara Republik Indonesia, Daerah Istimewah Yogyakarta, Resor Gunung Kidul, Jln. Mgr Sugiyopranoto No. 15 Wonosari. Dan Versi Keluarga Korban.
Kronologis Versi Polisi
|
Foto: Kronologis versi kepolisian/Scan/ |
Pada Surat laporan kronologis kejadian, versi Polisi, No. IV, yang diterima:
Bahwa sebelum kejadian kecelakaan sepeda motor Yamaha Vega Nomor Polisi AB – 3979 – PZ yang dikendarai oleh SEPANYA TEBAI berjalan dari arah timur/Wonosari menuju ke arah barat / Yogyakarta sesampainya di tempat kejadian perkara pada jalan yang menikung ke kiri dan menurun sepeda motor tersebut berjalan terlalu ke kanan dan melewati marka jalan tengah berupa garis putih tidak terputus pada saat bersamaan dari arah berlawanan / Yogyakarta datang kendaraan Truk No.Pol. AB – 9686 – DD Karena jaraknya sudah terlalu dekat sehingga sepeda motor Yamaha Vega Nomor Polisi AB – 3979 – PZ menabrak bodi samping kanan dari kendaraan Truk Nomor Polisi AB – 9686 – DD, setelah kejadian pengemudi kendaraan menolong korban dan bawa ke Rumah Sakit Nur Rohmah Playen Gunungkidul untuk mendapatkan perawatan.
Pada Surat laporan kronologis kejadian, versi Polisi, No. V. Tindakan yang diambil Petugas, yang diterima:
1. Menerima Laporan dari Masyarakat.
2. Mendatangi Tempat Kejadian Perkara.
3. Melakukan olah Tempat Kejadian Perkara.
4. Mencatat Indentitas Saksi - saksi.
5. Mendata Identitas Korban.
6. Membuat Laporan Kronologis Kejadian.
7. Mengamankan Barang Bukti.
Kronologis Versi Keluarga Korban
Sabtu, tanggal 01 September, pagi jelang siang, merupakan waktu di mana, sudah ditetapkan untuk berangkat ke tempat pelaksanaan.
Semuanya telah kumpul, termasuk korban, dan siap berangkat.
Denny Kogoya, simpatisan, yang hendak sebelumnya membawakan diri untuk terlibat dalam keamanan di kegiatan MAKRAB tersebut mengatakan, “waktu kumpul di Kamasan, jalan ke tempat pelaksanaan, dan saat pelaksanaan kegiatan Makrab, itu ada Intel,” dikutip penulis, Kamis (04/10), Pukul 23:16 WIB, di Asrama Papua, halaman tengah.
Perjalanan dan hari pertama di tempat pelaksanaan aman dan sesuai seting-an Panitia.
Malam minggu, di Hari pertama, Sepanya berkeinginan ke Jogja Kota pada keesokkan hari. “Saya besok pagi mau ke Jogja,” kata Sepanya, saat itu kepada teman- temannya dan beberapa senior, yang ia temui.
Di hari ke dua, Minggu (02/09), Pukul 06:20-an WIB, Sepanya pergi ke Jogja kota dengan alasan Pelayanan di Gereja. Hendak, teman- teman nya dan beberapa senior, menahan keinginan Sepanya. Namun, Sepanya tetap pergi.
Selang waktu 30-an menit, tepatnya 07:00-an WIB, adalah waktu terjadinya kecelakaan, menurut pemberitahuan perkembangan hasil penelitian laporan oleh Polisi.
Pukul 07:30 WIB, Sepanya di bawa ke RS. terdekat, RS. Nur Rohmah yang membutuhkan waktu 30 menit. Menurut petugas di RS. Nur Rohmah, Sepanya diantar oleh Ambulance milik RS. Bethesda dalam kondisi tidak bernyawa. Sehingga, Sepanya langsung di arahkan ke Ruang Mayat.
Sebuah pesan singkat, via-sms, dikirim oleh Polisi memakai Kartu SIM-nya Sepanya ke Mas Kris, penjaga Warung Burjo (Bubur Kacang Hijo) di depan Kontrakan Dogiai. Mas Kris teruskan sms tersebut ke Mateus Auwe, Senior, yang berada di Papua saat itu. Kemudian, dengan ekspresi yang kaget, Mateus teruskan ke teman-teman di Jogja, yang pertama Isak Waine.
Isak Waine, senior, yang berada di tempat pelaksanaan Makrab, kaget setelah membaca sms yang isinya, “Anak Papua atas nama Sepanya Tebai kecelakaan dan kondisinya kritis. Sekarang sedang di Rumah Sakit Nur Rohmah,” bunyi sms secara inti.
Isak Waine, John Kamo, dan Haris Yeimo, merupakan senior, serta Lasarus Goo adalah teman seangkatan korban. Dengan menggunakan dua motor mereka berempat menelusuri jejak Sepanya.
Minggu (02/10), Pukul 09:20 – an WIB, rombongan Isak, keluarga, tiba di RS. Nur Romah.
Di Depan RS. Nur Rohmah terlihat beberapa Polisi. Namun, keluarga langsung bertanya pada petugas piket, “Di mana Pasien yang bernama Sepanya Tebai?”
Petugas hanya bisa menunjuk dan berkata, “di sana!” Tanpa memberitahukan di mana kamar sebenarnya.
|
Foto: Sepanya Tebai dan Kondis setelah ditemukan di RS. Nur Rohmah/Dok. www.umaginews.com/ |
Setelah berputar – putar mencari keberadaan Sepanya, akhirnya ketemu, dekat dengan petugas piket.
Keluarga korban, memasuki ruang mayat. Terlihat; Pasangan Ibu jari, Pasangan lutut, Pasangan tulang kaki, Paha kanan, Pasangan lengan tangan, dan Keplala, diikat dengan kain perban. Dan terdapat luka gores kecil yang dalam di Pasangan Paha, Perut kanan, Kepala di atas alis mata, dua tangan yang patah membengkak, bulatan biru di perut sebelah kanan, serta pendarahan dari telinga, hidung, dan mulut.
Menurut Sopir Truk, Sepanya menabrak di Bak bagian belakang. Namun, menurut Polisi, Sepanya menabrak di depan kanan.
Menurut penjelasan Dokter Yosi Tamara kepada keluarga korban, “Pembuluh darahnya pecah, Korban mengalami geger otak, sehingga ada pendarahan di area kepala, dua urat nadi tangan putus, tulang tangan kiri dan kanan patah, Otak kecil mengalami benturan yang berat, dan luka dalam pada bulatan warnah biru di perut samping kanan.”
Untuk biayanya telah diselesaikan Kepolisisan sebagai Jasa Santunan Lalu – Lintas. Polisi telah membayar ruang mayat, peti, pengiriman, dan semua yang berhubungan dengan finansial.
Pembuktian Parahnya Kecelakaan
Lintasan di tempat kejadian, tanjakan dari arah Jogja dan menikung. Turunan dari arah Wonosari dan menikung. Tetap di tikungan adalah titik tabrak.
|
Gambar: 1.0, Berdasarkan Teori Kekekalan Energi Mekanik. |
Di tubuh Sepanya didapatkan luka – luka yang membawa kematian padanya. Sedangkan, kecelakaannya tidak parah.
Menurut Teori Kekekalan Energi Mekanik, “Tanpa ada gaya luar: kecepatan akan berkurang ketika mendaki, menaiki sebuah ketinggian. Begitu pun sebaliknya, Kecepatan akan bertambah ketika menuruni sebuah turunan atau jatuh dari ketinggian tertentu.” Jadi, pada kasus Tabrakan ini, kecepatan dari Trek berkurang (minim). Namun, dari Motor kecepatan bertambah.
Di tempat kejadian saat itu sunyi. Dan tidak ada satu kendaraan pun yang menyambut Sepanya.
Berlanjut pada Teori Kekekalan Momentum, kita akan mengetahui kecepatan sepanya setelah tabrak.
|
Gambar: 1.1, Berdasarkan Teori Kekekalan Momentum. |
Jelas bahwa dengan massa Truk yang lebih besar, apa lagi kecepatan Motor yang maksimum, Sepanya tidak dekat pada truk.
Namun, hasil laporan Kepolisian tidak sesuai.
|
Foto: Letak Sepanya dan Pos Polisi/Dok. www.umaginews.com/ |
Rumusan Analisa Kasus
1. Denny Kogoya, simpatisan, yang hendak sebelumnya membawakan diri untuk terlibat dalam keamanan di kegiatan MAKRAB tersebut mengatakan, “waktu kumpul di Kamasan, jalan ke tempat pelaksanaan, dan saat pelaksanaan kegiatan Makrab, itu ada Intel,” dikutip penulis, Kamis (04/10), Pukul 23:16 WIB, di Asrama Papua, halaman tengah.
2. Sepanya nekat pulang. Ada apa: Panggilan, sms, atau buatan? Karena, alat (Alkitab dan sejenisnya) tidak di bawa yang merupakan alasannya.
3. Ada Hubungan apa, antara Polisi dan Mas Kris?
Kenapa tidak sms/telepon nama keluarga di HP-nya Sepanya. Karena, Mas Kris adalah pilihan Polisi untuk pertama memberitahu.
4. Dari data: Pukul 06:20-an, keluar. Pukul 07:00, kecelakaan. Pukul 07:30 - an, meninggal.
Selang waktu 30 –an menit, korban menderita. Sangat singkat.
5. Dari kronologis Polisi, Truk yang membawa korban langsung ke RS. Nur Rohmah. Tetapi, petugas RS. Nur Rohmah mengatakan, “Sepanya diantar oleh Ambulance milik RS. Bethesda dalam kondisi tidak bernyawa.
Kita harus tahu bahwa jarak antara TKP ke RS. Nur Rohmah butuh waktu 30-an menit. Berarti, 30-an menit penderitaan Sepanya ada di Truk atau Ambulance milik RS. Bethesda. Pertanyaannya, siapakah yang ada di dalam Trek atau Ambulance ?
6. Menurut Sopir Truk, Sepanya menabrak di Bak kanan bagian belakang. Namun, menurut Polisi, Sepanya menabrak di depan kanan. Ada kekeliruan antara Sopir Truk dan Polisi.
7. Luka yang terdapat pada sepanya, korban, berpasangan.
8. Kalau tempat kejadian saat itu sunyi, tidak ada rumah , yang ada hanya Pos Polisi, Siapakah saksinya?
9. Laporan Kepolisian, tidak sesuai dengan objek yang terlibat. Misalnya, letak tabrak pada Truk, pengantar Korban ke RS. Nur Rohmah, dan letaknya korban setelah tabrak.
10. Apakah ada musuh yang “berpakaian” sama?
11. Apakah benar Sepanya yang tabrak Truk, ataukah sebaliknya, atau ada kendaraan khusus yang berhasil menbrak Sepanya?
Menurut pembuktian, kejadian yang tidak semestinya menyabut nyawa Sepanya, telah terjadi. Memang pada Kronologisnya yang mana, melahirkan Rumusan Analisa Kasus merupakan titik-titik persoalan yang misterius.
Lampiran:
|
Foto: Truk dan kondisinya, Menurut Polisi/Dok. www.umaginews.com/ |
|
Foto: Bekas lecet, menurut Polisi/Dok. www.umaginews.com/ |
|
Foto: Titik tabrak, bak kanan belakang, menurut Sopir Truk /Dok. www.umaginews.com/ |
|
Foto: Pembuktian titik lecetnya Truk/Dok. Prib/ |
|
Foto: Hasil Pembuktian/Dok. Prib + umagi/ |
|
Foto: Sepanya T. saat ditemukan di Ruang Mayat, RS. Nur Rohmah /Dok. www.umaginews.com/ |
|
Foto: Jenasa Korban di bawa ke Kontrakan Dogiai, Jogja /Dok. www.umaginews.com/ | |
|
Foto: Surat Rumah Sakit/Scan/ |
|
Foto: Surat Kepolisian/Scan/ |
|
Foto: Surat Kepolisian/Scan/ |
|
Foto: Kronologis versi kepolisian/Scan/ |
|
Foto: Surat Kepolisian/Scan/ |
|
Foto: Tanda terima barang bukti/scan/ |
|
Foto: Berita Acara Serah Terima Jenaza |